Minggu, 21 Oktober 2012

asuhan keperawatan "LEUKEMIA"


NAMA DOSEN : Akhyar Nur, S.Kep., Ns.
MTK                : Keperawatan Anak
KELAS             : II. D
PENYAKIT LEUKEMIA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
                   Wihda Rusdi                       ♥ Yenilawati
                   ♥ Clara dewi Anggraini         ♥ Jusnia
                   ♥ Zakia Drajad Asmi             ♥ Dwi Nanti Surya N.
                   ♥ Nurhaliamah                       ♥ Resti
                   ♥ Hardianti Hi. Rahman       ♥ Uci Supriadi

UPTD AKPER ANGING MAMMIRI
PROPINSI SULAWESI SELATAN
MAKASSAR
2012





KATA PENGANTAR



Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas limpahan-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, Salawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabiullah SAW. Kami menyadari bahwa dengan selesainya tugas ini tidak terlepas dari berbagai belah pihak terutama Dosen Pembimbing dan teman seperjuangan. Olehnya itu terimah kasih kami ucapkan yang setinggi-tinggi kepada Beliau.

Sebagai manusia biasa tentulah dalam penyusunan tugas ini terdapat berbagai kekurangan, baik yang disadari maupun yang tidak disadari untuk itu penyusun dengan lapang dada siap menerima kritikan dan saran dari berbagai belah pihak yang telah membaca tugas ini, demi penyempurnaan dalam tulisan ini.
Akhir kata semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penyusun.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh



                                                                                    Makassar, `10 oktober 2012



                                                                                                KELOMPOK 1






DAFTAR ISI




v  KATA PENGANTAR …………………………………………………………………...i
v  DAFTAR ISI……………………………………………………………………..………ii
v  BAB I PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang……………………………………………………………………1
B.     Tujuan Penulis……………………………………………………………….……2
C.     Manfaat Penulisan………………………………………………………………...2
v  BAB II PEMBAHASAN
I.     KONSEP MEDIS
A.     Pengertian …………..…………………………….…..……..………………......3
Klasifikasi …………………………………………………..…..………………..5
B.     Etiologi …………………………………………………….................................9
C.     Patofisiologi…………………………………………………....………………....9
D.     Manifestasi Klinik …………………………………………………..…………..10
E.      Pemeriksaan Diagnostik……………………….……………...………………...10
F.      Pengobatan…………………………………………………...……………...….11
G.     Pencegahan Tertier…………………………………………...…………………12
II.  KONSEP KEPERAWATAN
1.      Pengkajian…………………………………………………....………………….13
2.      Diagnosa Keperawatan……………………………………...…………………..14
3.      Perencanaan………………………………………………..…………………...15
4.      Pelaksanaan………………………………………………...…………………...26
5.      Evaluasi…………………………………………………....…………………….26
v  BAB III PENUTUP
A.     Kesimpilan….…………………………………….………………...…………...28
B.     Saran ……….…………………………………………..…….……..……….…28
v  DAFTAR PUSTAKA………………………..………….……...……………………….29



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Leukemia merupakan kanker yang terjadi pada sel darah manusia. Untuk mengetahui tentang leukemia,  kita harus mengenal dahulu sel-sel darah yang normal serta apa yang terjadi jika terkena leukemia. Darah manusia terdiri dari cairan yang disebut sebagai plasma darah, dan tiga kelompok sel darah.  Kelompok sel darah itu dibedakan menjadi sel darah merah, sel darah putih, dan keping-keping darah.
Sel darah putih atau leukosit berfungsi untuk melindungi tubuh terhadap infeksi atau serangan penyakit lainnya. Sel darah merah atau eritrosit berfungsi untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh, dan membawa karbon dioksida dari jaringan tubuh kembali ke paru-paru. Keping-keping darah atau trombosit sangat berperan dalam proses pembekuan darah. Ketika terjadi leukemia, tubuh akan memproduksi sel-sel darah yang abnormal dan dalam jumlah yang besar. Pada leukemia, sel darah yang abnormal tersebut adalah kelompok sel darah putih. Sel-sel darah yang terkena leukemia akan sangat berbeda dengan sel darah normal, dan tidak mampu berfungsi seperti layaknya sel darah normal.
Peran perawat sangatlah penting pada kasus ini. Peran perawat sangat berguna untuk memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan standar keperawatan dan kode etik dalam menangani pasien dengan diagnosa leukemia.
Penyebab leukemia sejauh ini belum diketahui. Namun banyak penelitian yang dilakukan untuk memecahkan masalah ini. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa leukemia lebih sering menyerang kaum pria dibandingkan kaum wanita, dan juga pada kelompok orang kulit putih dibandingkan dengan orang kulit hitam. Namun sampai saat ini belum diketahui mengapa hal tersebut dapat terjadi. Dalam makalah ini kami sebagai penulis akan menerangkan asuhan keperawatan pada konsep teori penyakit leukemia dengan asuhan keperawatan  pada kasus penyakit leukemia tersebut.

B.  Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang diatas, tujuan penulisan terbagi 2 yaitu:
Ø Tujuan umum
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan leukemia
Ø Tujuan khusus
a) Mampu menjelaskan konsep teori penyakit leukemia
b) Mampu melakukan pengkajian pada klien yang mengalami penyakit leukemia
c) Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien yang mengalami leukemia
d) Mampu membuat rencana tindakan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami penyakit leukemia
e) Mampu menerapkan rencana yang telah disusun pada klien yang mengalami penyakit leukemia
f) Mampu menganalisa kesenjangan yang terjadi antara konsep teori dengan aplikasi asuhan keperawatan pada klien yang mengalami penyakit leukemia
g) Mampu menyimpulkan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami penyakit leukemia

C. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang dapat diambil dari pembuatan makalah ini yaitu pembaca dan penulis bisa lebih memahami materi mengenai penyakit leukemia  yang sesungguhnya.



BAB II
PEMBAHASAN

I.    KONSEP MEDIS
A.  Pengertian
Istilah leukemia pertama kali dijelaskan oleh Virchow sebagai “darah putih”pada tahun 1874, adalah penyakit neoplastik yang ditandai dengan diferensiasi danproliferasi sel induk hematopoetik.
Leukimia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan pembentuk darah (Prof. Dr. Iman, 1997).
Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk darah dalam sumsum tulang dan limfa nadi (Reeves, 2001).
Leukimia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan pembentuk darah. (Suriadi, & Rita yuliani, 2001 : 175).
Leukimia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sumsum tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal (Smeltzer, 2002).
Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa proliferasio patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sum-sum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh yang lain(Mansjoer, 2002).
Leukimia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sum-sum tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal (Smeltzer, S C and Bare, B.G, 2002 : 248 )
Leukemia (kanker darah) merupakan suatu penyakit yang ditandai pertambahan jumlahsel darah putih (leukosit). Pertambahan ini sangat cepat dan tak terkendali serta bentuk sel- sel darah putihnya tidak normal (Yatim,2003).
Leukemia adalah penyakit mengenai sel darah putih yang mengalami pembelahan yang berulang-ulang.penyakit ini semacam kanker yang menyerang sel-sel darah putih.Akibatnya fungsi sel darah putih terganggu,bahkan sel-sel darah merah dapat terdesak karena pertumbuhan yang berlebihan ini jumlah sel darah merah menurun (Irianto,2004).
Leukemia merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan proliferasi dini yang berlebihan dari sel darah putih (Handayani,2008)
Berdasarkan dari beberapa pengertian diatas maka kami berpendapat bahwa leukimia adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh proliferasi abnormal dari sel-sel leukosit yang menyebabkan terjadinya kanker pada alat pembentuk darah.
Sel darah normal, sel darah terbentuk di sumsum tulang. Tulang sumsum adalah bahan yang lembut di tengah sebagian besar tulang. Belum menghasilkan sel darah yang disebut sel batang dan ledakan. Sebagian besar sel darah matang di sumsum tulang dan kemudianpindah ke pembuluh darah. Darah mengalir melalui pembuluh darah dan jantung disebut darah perifer. Sumsum tulang membuat berbagai jenis darah sel.
Setiap jenis memiliki fungsi khusus:
a) Sel darah putih membantu melawan infeksi
b) Sel darah merah membawa oksigen ke jaringan seluruh tubuh
c) Trombosit membantu gumpalan darah terbentuk bahwa kontrol perdarahan
Sifat khas leukemia adalah proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sumusm tulang, menggantikan elemen sumsum tulang normal. Juga terjadi proliferasi di llllllhati, limpa dan nodus limfatikus, dan invasi organ non hematologis, seperti meninges, traktus gastrointesinal, ginjal dan kulit.



KLASIFIKASI
1.   Leukemia Mielogenus Akut (LMA)
LMA mengenai sel stem hematopeotik yang kelak berdiferensiasi ke semua sel Mieloid: monosit, granulosit, eritrosit, eritrosit dan trombosit. Semua kelompok usia dapat terkena; insidensi meningkat sesuai bertambahnya usia. Merupakan leukemia nonlimfositik yang paling sering terjadi.
2.   Leukemia Mielogenus Kronis (LMK)
LMK juga di masukkan dalam sistem keganasan sel stem mieloid. Namun lebih banyak sel normal dibanding bentuk akut, sehingga penyakit ini lebih ringan. LMKjarang menyerang individu di bawah 20 tahun. Manifestasi mirip dengan gambaran LMA tetapi tanda dan gejala lebih ringan, pasien menunjukkan tanpa gejala selama bertahun-tahun, peningkatan leukosit kadang sampai jumlah yang luar biasa, limpa membesar.
3.   Leukemia Limfositik Akut (LLA)
LLA dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast. Sering terjadi pada anak-anak, laki-laki lebih banyak dibanding perempuan, puncak insiden usia 4 tahun, setelah usia 15 LLA jarang terjadi. Manifestasi limfosit immatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer, sehingga mengganggu perkembangan sel normal..
4.   Leukemia Limfositik Kronis (LLC)
LLC merupakan kelainan ringan mengenai individu usia 50 sampai 70 tahun. Manifestasi klinis pasien tidak menunjukkan gejala, baru terdiagnosa saat pemeriksaan fisik atau penanganan penyakit lain.




Anatomi Fisiologi
a) Anatomi
Sel darah putih, leukosit adalah sel  yang membentuk komponen darah . Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi  sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh . Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler / diapedesis. Dalam keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di dalam seliter  darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes. Dalam setiap milimeter kubil darah terdapat 6000 sampai 10000(rata-rata 8000) sel darah putih .Dalam kasus leukemia , jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes. Di dalam tubuh, leukosit tidak berasosiasi secara ketat dengan organ  atau jaringan  tertentu, mereka bekerja secara independen seperti organisme sel tunggal . Leukosit mampu bergerak secara bebas dan berinteraksi dan menangkap serpihan seluler, partikel asing, atau mikroorganisme penyusup. Selain itu, leukosit tidak bisamembelah diri  atau bereproduksi  dengan cara mereka sendiri, melainkan mereka adalah produk dari sel punca  hematopoietic pluripotent yang ada padasumsum tulang . Leukosit turunanmeliputi: selNK , selbiang , eosinofil ,basofil ,dan fagosit  termasuk makrofaga , neutrofil , dan sel dendritik . Ada beberapa jenis sel darah putih yang disebut granulosit  atau sel polimorfonuklear yaitu:
1.       Basofil .
2.       Eosinofil .
3.       Neutrofil .
dan dua jenis yang lain tanpa granula  dalam sitoplasma :
1.       Limfosit 
2.       Monosit .
(skema pembelahan sel darah putih)

b) Fisiologi
Fisiologi sel darah manusia
Leukosit 
Leukosit adalah sel darah  berinti. Di dalam darah manusia, jumlah normal leukosit rata-rata 5000-9000 sel/mm3, bila jumlahnya lebih dari 12000, keadaan ini disebut leukositosis, bila kurang dari 5000 disebut leukopenia. Dilihat dalam mikroskop cahaya maka sel darah putih mempunyai granula spesifik (granulosit), yang dalam keadaan hidup berupa tetesan setengah cair, dalam sitoplasmanya dan mempunyai bentuk inti yang bervariasi, yang tidak mempunyai granula, sitoplasmanya homogen dengan inti bentuk bulat atau bentuk ginjal. Terdapat dua jenis leukosit agranuler : limfosit sel kecil, sitoplasma sedikitmonosit sel agak besar mengandung sitoplasma lebih banyak. Terdapat tiga jenis leukosir granuler: Neutrofil, Basofil, dan Asidofil (eosinofil) yang dapat dibedakan dengan afinitas granula terhadap zat warna netral basa dan asam. Granula dianggap spesifik bila ia secara tetap terdapat dalam jenis leukosit tertentu dan pada sebagian besar precursor (pra zatnya). Meski masing-masing jenis sel terdapat dalam sirkulasi darah, leukosit tidak secara acak terlihat dalam eksudat, tetapi tampak sebagai akibat sinyal-sinyal kemotaktik khusus yang timbul dalam berkembangnya proses peradangan. (Effendi, 2003)
Leukosit mempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan humoral organisme terhadap zat-zat asingan. Ketika viskositas darah meningkat dan aliran lambat, leukosit mengalami marginasi, yakni bergerak ke  arah perifer sepanjang pembuluh darah. Kemudian melekat pada endotel dan  melakukan gerakan amuboid. Melalui proses diapedesis, yakni kemampuan leukosit untuk menyesuaikan dgn lubang kecillekosit, dapat meninggalkan kapiler dengan menerobos antara sel-sel endotel dan menembus kedalam jaringan penyambung. Pergerakan leukosit di daerah intertisial pada jaringan meradang setelah leukosit beremigrasi, atau disebut kemotaktik terarah oleh sinyal kimia. (Effendi, 2003).
Jumlah leukosit per mikroliter darah, pada orang dewasa normal adalah 4000-11000, waktu lahir 15000-25000, dan menjelang hari ke empat turun sampai 12000, pada usia 4 tahun sesuai jumlah normal. Variasi kuantitatif dalam sel-sel darah putih tergantung pada usia. waktu lahir, 4 tahun dan pada usia 14 -15 tahun persentase khas dewasa tercapai. (Effendi, 2003).
Fungsi sel Darah putih
Granulosit dan Monosit mempunyai peranan penting dalam perlindungan badan terhadap mikroorganisme. dengan kemampuannya sebagai fagosit (fago- memakan), mereka memakan bakteria  hidup yang masuk ke sistem peredaran darah.melalui mikroskop adakalanya dapat dijumpai sebanyak 10-20 mikroorganisme  tertelan oleh sebutir granulosit . pada waktu menjalankan fungsi ini mereka disebut fagosit. dengan kekuatan gerakan amuboidnya ia dapat bergerak bebas didalam dan dapat keluar pembuluh darah dan berjalan mengitari seluruh bagian tubuh. dengan cara ini ia dapat mengepung daerah yang terkena infeksi atau cidera, menangkap organisme hidup dan menghancurkannya, menyingkirkan bahan lain seperti kotoran-kotoran, serpihan-serpihan dan lainnya, dengan cara yang sama, dan sebagai granulosit memiliki enzim yang dapat memecah protein, yang memungkinkan merusak jaringan hidup, menghancurkan dan membuangnya.
Dengan cara ini jaringan yang sakit atau terluka dapat dibuang dan penyembuhannya dimungkinkan. Sebagai hasil kerja fagositik dari sel darah putih, peradangan dapat dihentikan sama sekali. Bila kegiatannya tidak berhasil dengan sempurna, maka dapat terbentuk nanah . Nanah beisi "jenazah" dari kawan dan lawan - fagosit yang terbunuh dalam kinerjanya disebut sel nanah . demikian juga terdapat banyak kuman  yang mati dalam nanah itu dan ditambah lagi dengan sejumlah besar jaringan yang sudah mencair. dan sel nanah tersebut akan disingkirkan oleh granulosit yang sehat yang bekerja sebagai fagosit.





B.  ETIOLOGI
Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia yaitu :
1.      Faktor genetik : virus tertentu meyebabkan terjadinya perubahan struktur gen ( T cell leukemia-lymphoma virus/HTLV).
2.      Radiasi ionisasi : lingkungan kerja, pranatal, pengobatan kanker sebelumnya.
3.      Terpapar zat-zat kimiawi seperti benzen, arsen, kloramfenikol, fenilbutazon, dan agen anti neoplastik.
4.      Obat-obat imunosupresif, obat karsinogenik seperti diethylstilbestrol.
5.      Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot.
6.      Kelainan kromosom : Sindrom Bloom’s, trisomi 21 (Sindrom Down’s), Trisomi G (Sindrom Klinefelter’s), Sindrom fanconi’s, Kromosom Philadelphia positif, Telangiektasis ataksia.

C.  PATOFISIOLOGI
a. Normalnya tulang marrow diganti dengan tumor yang malignan, imaturnya sel blast. Adanya proliferasi sel blast, produksi eritrosit dan platelet terganggu  sehinggaakan menimbulkan anemiadan trombositipenia.
b.Sistem retikuloendotelial akan terpengaruh dan menyebabkan gangguan sistem pertahanan tubuh dan mudah mengalami infeksi.
c. Manifestasi akan tampak pada gambaran gagalnya bone marrow dan infiltrasi organ, sistem saraf pusat. Gangguan pada nutrisi dan metabolisme. Depresi sumsum tulang yangt akan berdampak pada penurunan lekosit, eritrosit, faktor pembekuan dan peningkatan tekanan jaringan.
d.Adanya infiltrasi pada ekstra medular akan berakibat terjadinya pembesaran hati, limfe, nodus limfe, dan nyeri persendian. (Suriadi, & Yuliani R, 2001: hal. 175).
D.  MANIFESTASI KLINIK
§ Aktivitas : kelelahan, kelemahan, malaise, kelelahan otot.
§ Sirkulasi :palpitasi, takikardi, mur-mur jantung, membran mukosa pucat.
§ Eliminsi : diare, nyeri tekan perianal, darah merah terang, feses hitam, penurunan haluaran urin.Integritas ego : perasaan tidak berdaya, menarik diri, takut, mudah terangsang, ansietas.
§ Makanan/cairan: anoreksia, muntah, perubahan rasa, faringitis, penurunan BB dan disfagia
§ Neurosensori : penurunan koordinasi, disorientasi, pusing kesemutan, parestesia, aktivitas kejang, otot mudah terangsang.   
§ Nyeri : nyeri abomen, sakit kepala, nyeri sendi, perilaku hati-hati gelisah
§ Pernafasan : nafas pendek, batuk, dispneu, takipneu, ronkhi, gemericik, penurunan bunyi nafas
§ Keamanan : gangguan penglihatan, perdarahan spontan tidak terkontrol, demam, infeksi, kemerahan, purpura, pembesaran nodus limfe.
§ Seksualitas : perubahan libido, perubahan menstruasi, impotensi, menoragia.

E.  PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
 Hitung darah lengkap : menunjukkan normositik, anemia normositik
 Hemoglobulin : dapat kurang dari 10 gr/100ml
 Retikulosit : jumlah biasaya rendah
 Trombosit : sangat rendah (< 50000/mm)
 SDP : mungkin lebih dari 50000/cm dengan peningkatan SDP immatur
 PTT : memanjang
 LDH : mungkin meningkat
 Asam urat serum : mungkin meningkat
 Muramidase serum : pengikatan pada leukemia monositik akut dan mielomonositik
 Copper serum : meningkat
 Zink serum : menurun
 Foto dada dan biopsi nodus limfe : dapat mengindikasikan derajat keterlibatan 

F.   PENGOBATAN
Pengobatan terutama ditunjukkan untuk 2 hal (Netty Tejawinata, 1996) yaitu:
a. Memperbaiki keadaan umum dengan tindakan:
- Tranfusi sel darah merah padat (Pocket Red Cell-PRC) untuk mengatasi anemi.    Apabila terjadi perdarahan hebat dan jumlah trombosit kurang dari 10.000/mm³, maka diperlukan transfusi trombosit.
- Pemberian antibiotik profilaksis untuk mencegah infeksi.

b. Pengobatan spesifik
Terutama ditunjukkan untuk mengatasi sel-sel yang abnormal. Pelaksanaannya tergantung pada kebijaksanaan masing-masing rumah sakit, tetapi prinsip dasar pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
- Induksi untuk mencapai remisi: obat yang diberikan untuk mengatasi kanker sering disebut sitostatika (kemoterapi). Obat diberikan secara kombinasi dengan maksud untuk mengurangi sel-sel blastosit sampai 5% baik secara sistemik maupun intratekal sehingga dapat mengurangi gejala-gajala yang tampak.
- Intensifikasi, yaitu pengobatan secara intensif agar sel-sel yang tersisa tidak memperbanyak diri lagi.
- Mencegah penyebaran sel-sel abnormal ke sistem saraf pusat
- Terapi rumatan (pemeliharaan) dimaksudkan untuk mempertahankan masa remisi

c. Pengobatan imunologik
Bertujuan untuk menghilangkan sel leukemia yang ada di dalam tubuh agar pasien dapat sembuh sempurna. Pengobatan seluruhnya dihentikan setelah 3 tahun remisi terus menerus.

G. PENCEGAHAN TERTIER
Pencegahan tertier ditujukan untuk membatasi atau menghalangiperkembangan kemampuan, kondisi, atau gangguan sehingga tidak berkembang ketahap lanjut yang membutuhkan perawatan intensif.
Untuk penderita leukemiadilakukan perawatan atau penanganan oleh tenaga medis yang ahli di rumah sakit.
Salah satu perawatan yang diberikan yaitu perawatan paliatif dengan tujuanmempertahankan kualitas hidup penderita dan memperlambat progresifitas penyakit.Selain itu perbaikan di bidang psikologi, sosial dan spiritual. Dukungan moral dariorang-orang terdekat juga diperlukan















II. KONSEP KEPERAWATAN
1.   Pengkajian
a. Data biografi pasien
Leukemia banyak menyerang laki-laki dari pada wanita dan menyerang pada usia lebih dari 20 tahun khususnya pada orang dewasa.

b. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada penyakit leukemia ini klien biasanya lemah, lelah, wajah terlihat pucat, sakit kepala, anoreksia, muntah, sesak, nafas cepat.
b) Riwayat penyakit
Pada riwayat penyakit klien dengan leukemia, kaji adanya tanda-tanda anemia yaitu pucat, kelemahan, sesak, nafas cepat. Kaji adanya tanda-tanda leucopenia yaitu demam dan adanya infeksi. Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia yaitu ptechiae, purpura, perdarahan membran mukosa. Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medulola yaitu limfadenopati, hepatomegali, splenomegali. Kaji adanya pembesaran testis. Kaji adanya hematuria, hipertensi, gagal ginjal, inflamasi disekitar rectal, nyeri ( Lawrence, 2003).
c)  Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya gangguan hematologis, adanya faktor herediter misal kembar monozigot.
d) Riwayat kebiasaan sehari-hari
Perbedaan pola aktivitas dirumah dan dirumah sakit.
e)  Riwayat psikososial
a. Psikologi
Pada kasus ini biasanya klien dan keluarga takut dan cemas terhadap penyakit yang diderita. Klien sangat membutukan dukungan dari keluarga dan perawat.
b.   Sosial Ekonomi
Klien mempunyai hubungan yang baik dengan keluarga maupun dengan tetangga disekitar rumahnya dengan adanya keluarga dan tetangga yang membesuk serta klien hidup dalam keadaan ekonomi yang sederhana.
f) Data penunjang
Data laboratorium pada klien dengan leukemia :
®     Anemi normokrom normositer
®     Leukosit >15.000/mm3 (5000-10000/ mm3)
®     Sitogenik : kelainan pada kromosom 12, 13, 14, kadang-kadang pada kromosom 6, 11
®     Hb                 : 7,3  mg / dl ( N : 12.0 – 16.0 g/dL)
®     Trombosit      : 100.000 (150.000-400.000/mm3)
®     SDP : 60.000/cm (50.000)
®     PT/PTT : memanjang
®     Copper serum : meningkat
®     Zink serum : menurun 
g) Penatalaksanaan
Terapi dan obat yang diberikan pada klien dengan leukemia :
®     Transfusi bila perlu
®     Klorambusil

2.   Diagnose Keperawatan
1). Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh.
2). Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia
3). Resiko terhadap cedera : perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit
4). Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah
5). Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan dengan efek samping agen kemoterapi
6). Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau stomatitis
7).  Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia
8). Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens kemoterapi, radioterapi, imobilitas.
9). Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat pada penampilan.
10). Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita leukemia (Simon, 2003).

3.   Rencana Keperawatan
1). Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh.
Tujuan : pasien bebas dari infeksi
Kriteria hasil :
a. Normotermia
b. Hasil kultur negative
c. Peningkatan penyembuhan
Intervensi :
1. Pantau suhu dengan teliti (TTV)
     Rasional : untuk mendeteksi kemungkinan infeksi
2.   Tempatkan klien dalam ruangan khusus
     Rasional : untuk meminimalkan terpaparnya klien dari sumber infeksi
3. Anjurkan semua pengunjung dan staf rumah sakit untuk menggunakan teknik  mencuci tangan dengan baik
  Rasional : untuk meminimalkan pajanan pada organisme infektif
4.  Gunakan teknik aseptik yang cermat untuk semua prosedur invasif
   Rasional : untuk mencegah kontaminasi silang/menurunkan resiko infeksi
5.  Evaluasi keadaan klien terhadap tempat-tempat munculnya infeksi seperti tempat penusukan jarum, ulserasi mukosa, dan masalah gigi
Rasional : untuk intervensi dini penanganan infeksi
6.  Inspeksi membran mukosa mulut. Bersihkan mulut dengan baik
     Rasional : rongga mulut adalah medium yang baik untuk pertumbuhan        organisme
7.  Berikan periode istirahat tanpa gangguan
     Rasional : menambah energi untuk penyembuhan dan regenerasi seluler
8.  Berikan diet lengkap nutrisi sesuai usia
    Rasional : untuk mendukung pertahanan alami tubuh
9.  Berikan antibiotik sesuai ketentuan
    Rasional : diberikan sebagai profilaktik atau mengobati infeksi khusus

2). Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia
Tujuan : terjadi peningkatan toleransi aktifitas
Kriteria hasil :   - klien tidak pusing
                          -  Klien tidak lemah
                          -  HB 12 gr/%
                          -  Leukosit normal
                          -  Tidak anemis
Intervensi :
1.  Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dala aktifitas sehari-hari
    Rasional : menentukan derajat dan efek ketidakmampuan
2. Berikan lingkungan tenang dan perlu istirahat tanpa gangguan
   Rasional : menghemat energi untuk aktifitas dan regenerasi seluler atau penyambungan jaringan
3.   Kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada aktifitas yang diinginkan atau dibutuhkan.
Rasional : mengidentifikasi kebutuhan individual dan membantu pemilihan                                 intervensi
4. Berikan bantuan dalam aktifitas sehari-hari dan ambulasi
Rasional : memaksimalkan sediaan energi untuk tugas perawatan diri
5.  Kolaborasikan pemasangan tranfusi darah
Rasional : transfusi darah dapat meningkatkan kadar hemoglobin di dalam                                darah klien.

3). Resiko terhadap cedera : perdarahan yang berhubungan dengan penurunan                                                              jumlah trombosit
Tujuan : klien tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan
Kriteria hasil : HB 12gr/%  ; Tidak anemis
Intervensi :
1. Gunakan semua tindakan untuk mencegah perdarahan khususnya pada daerah  ekimosis
    Rasional : karena perdarahan memperberat kondisi dengan adanya anemia
2. Cegah ulserasi oral dan rectal
    Rasional : karena kulit yang luka cenderung untuk berdarah
3. Gunakan jarum yang kecil pada saat melakukan injeksi
    Rasional : untuk mencegah perdarahan
4. Menggunakan sikat gigi yang lunak dan lembut
    Rasional : untuk mencegah perdarahan
5. Laporkan setiap tanda-tanda perdarahan (tekanan darah menurun, denyut nadi  cepat, dan pucat)
     Rasional : untuk memberikan intervensi dini dalam mengatasi perdarahan
6.  Hindari obat-obat yang mengandung aspirin
     Rasional : karena aspirin mempengaruhi fungsi trombosit
7. Ajarkan orang tua dan klien yang lebih besar ntuk mengontrol perdarahan hidung
    Rasional : untuk mencegah perdarahan

4). Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah
     Tujuan : Tidak terjadi kekurangan volume cairan, pasien tidak mengalami mual                                    dan muntah
     Kriteria hasil :
     -  klien tidak lemah dan anemis
      -  Turgor kulit baik
     -  Mukosa bibir lembab, tidak sianosis
     Intervensi :
     1. Berikan antiemetik awal sebelum dimulainya kemoterapi
         Rasional : untuk mencegah mual dan muntah
     2. Berikan antiemetik secara teratur pada waktu dan program kemoterapi
         Rasional : untuk mencegah episode berulang
     3.  Kaji respon klien terhadap anti emetic
          Rasional : karena tidak ada obat antiemetik yang secara umum berhasil
     4.  Hindari memberikan makanan yang beraroma menyengat
          Rasional : bau yang menyengat dapat menimbulkan mual dan muntah
     5.  Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering
         Rasional : karena jumlah kecil biasanya ditoleransi dengan baik
     6. Berikan cairan intravena sesuai ketentuan
         Rasional : untuk mempertahankan hidrasi

5). Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan dengan efek samping agen kemoterapi
     Tujuan : pasien tidak mengalami mukositis oral
     Kriteria hasil : - kesehatan oral klien baik
     Intervensi :
     1. Inspeksi mulut setiap hari untuk adanya ulkus oral
         Rasional : untuk mendapatkan tindakan yang segera
     2. Hindari mengukur suhu oral
         Rasional : untuk mencegah trauma
     3. Gunakan sikat gigi berbulu lembut, aplikator berujung kapas atau jari yang   dibalut kasa
        Rasional : untuk menghindari trauma
     4. Berikan pencucian mulut yang sering dengan cairan salin normal atau tanpa             larutan bikarbonat
    Rasional : untuk menuingkatkan penyembuhan
     5. Gunakan pelembab bibir
         Rasional : untuk menjaga agar bibir tetap lembab dan mencegah pecah-pecah                                     (fisura)
        6. Hindari penggunaan larutan lidokain pada anak kecil
        Rasional : karena bila digunakan pada faring, dapat menekan refleks muntah                                   yang mengakibatkan resiko aspirasi dan dapat menyebabkan kejang
     7. Berikan diet cair, lembut dan lunak
         Rasional : agar makanan yang masuk dapat ditoleransi klien
     8. Inspeksi mulut setiap hari
         Rasional : untuk mendeteksi kemungkinan infeksi
   9.  Dorong masukan cairan dengan menggunakan sedotan
         Rasional : untuk membantu melewati area nyeri
      10. Hindari penggunaa swab gliserin, hidrogen peroksida dan susu magnesia
        Rasional : dapat mengiritasi jaringan yang luka dan dapat membusukkan gigi,                                       memperlambat penyembuhan dengan memecah protein dan dapat                                    mengeringkan mukosa
      11. Berikan obat-obat anti infeksi sesuai ketentuan
        Rasional : untuk mencegah atau mengatasi mukositis
      12. Berikan analgetik
          Rasional : untuk mengendalikan nyeri

6). Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau stomatitis
Tujuan : pasien mendapat nutrisi yang adekuat
Kriteria hasil :   - klien tidak pucat
                           -  Klien tidak anemis
                           -  Mukosa bibir lembab
                           -  Nafsu makan meningkat
                           -  Bb meningkat
Intervensi :
1.  Dorong klien  untuk tetap rileks saat makan
     Rasional : jelaskan bahwa hilangnya nafsu makan adalah akibat langsung dari                           mual dan muntah serta kemoterapi
2.  Izinkan klien  memakan semua makanan yang dapat ditoleransi, rencanakan unmtuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan klien meningkat
     Rasional : untuk mempertahankan nutrisi yang optimal
3.  Berikan makanan yang disertai suplemen nutrisi gizi, seperti susu bubuk atau suplemen yang dijual bebas
    Rasional : untuk memaksimalkan kualitas intake nutrisi
4.  Izinkan klien untuk terlibat dalam persiapan dan pemilihan makanan
     Rasional : untuk mendorong agar klien mau makan
5.  Dorong masukan nutrisi dengan jumlah sedikit tapi sering
    Rasional : karena jumlah yang kecil biasanya ditoleransi dengan baik
6.  Dorong klien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient
     Rasional : kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan untuk                           menghilangkan produk sisa suplemen dapat memainkan peranan                                     penting dalam mempertahankan masukan kalori dan protein yang                          adekuat
7.   Timbang BB, ukur TB dan ketebalan lipatan kulit trisep
     Rasional : membantu dalam mengidentifikasi malnutrisi protein kalori,                                       khususnya bila BB kurang dari normal
7). Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia
Tujuan : klien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai tingkat yang dapat    diterima klien
Kriteria hasil : - skala nyeri 3
Intervensi :
1. Mengkaji tingkat nyeri dengan skala 0 sampai 5
     Rasional : informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan                              atau keefektifan intervensi
2. Jika mungkin, gunakan prosedur-prosedur (misal pemantauan suhu non invasif, alat akses vena
     Rasional : untuk meminimalkan rasa tidak aman
3. Evaluasi efektifitas penghilang nyeri dengan derajat kesadaran dan sedasi
     Rasional : untuk menentukan kebutuhan perubahan dosis. Waktu pemberian                             atau obat
4. Lakukan teknik pengurangan nyeri non farmakologis yang tepat
Rasional : sebagai analgetik tambahan
5. Berikan obat-obat anti nyeri secara teratur
     Rasional : untuk mencegah kambuhnya nyeri
8). Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens kemoterapi, radioterapi, imobilitas.
Tujuan : klien mampu mempertahankan integritas kulit
Kriteria hasil :   - klien bersih
                           -  Klien merasa nyaman
Intervensi :
1. Berikan perawatan kulit yang cemat, terutama di dalam mulut dan daerah perianal
     Rasional : karena area ini cenderung mengalami ulserasi
2. Ubah posisi dengan sering
     Rasional : untuk merangsang sirkulasi dan mencegah tekanan pada kulit
3.  Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan
     Rasional : mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit
4.  Kaji kulit yang kering terhadap efek samping terapi kanker
     Rasional : efek kemerahan atau kulit kering dan pruritus, ulserasi dapat terjadi                           dalam area radiasi pada beberapa agen kemoterapi
5.  Anjurkan pasien untuk tidak menggaruk dan menepuk kulit yang kering
     Rasional : membantu mencegah friksi atau trauma kulit
6.  Dorong masukan kalori protein yang adekuat
     Rasional : untuk mencegah keseimbangan nitrogen yang negative
7.  Anjurkan memilih pakaian yang longgar dan lembut diatas area yang teradiasi
     Rasional : untuk meminimalkan iritasi tambahan

9). Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat pada penampilan.
Tujuan : pasien atau keluarga menunjukkan perilaku koping positif
Kriteria hasil :             - keluarga tidak cemas
                           -  Klien memahami instruksi dari perawat
Intervensi :
1. Berikan penutup kepala yang adekuat selama pemajanan pada sinar matahari, angin atau dingin
     Rasional : karena hilangnya perlindungan rambut
2. Anjurkan untuk menjaga agar rambut yang tipis itu tetap bersih, pendek dan halus
     Rasional : untuk menyamarkan kebotakan parsial
3. Jelaskan bahwa rambut mulai tumbuh dalam 3 hingga 6 bulan dan mungkin warna atau teksturnya agak berbeda
     Rasional : untuk menyiapkan klien dan keluarga terhadap perubahan                                         penampilan rambut baru
4. Dorong hygiene dan alat alat yang sesuai dengan jenis kelamin , misalnya wig, skarf, topi, tata rias, dan pakaian yang menarik
     Rasional : untuk meningkatkan penampilan





10). Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita leukemia 
  Tujuan : pasien atau keluarga menunjukkan pengetahuan tentang prosedur                              diagnostik atau terapi
 Kriteria hasil : - klien dn keluarga bisa memahami prosedur yg dismpaikn prawat
                           -  Klien dan keluarga tidak cemas
  Intervensi :
     1. Jelaskan alasan setiap prosedur yang akan dilakukan pada klien
         Rasional : untuk meminimalkan kekhawatiran yang tidak perlu
     2. Jadwalkan waktu agar keluarga dapat berkumpul tanpa gangguan dari staff
         Rasional : untuk mendorong komunikasi dan ekspresi perasaan
     3. Bantu keluarga merencanakan masa depan, khususnya dalam       membantu klienmenjalani kehidupan yang normal
         Rasional : untuk meningkatkan perkembangan klien yang optimal
     4. Dorong keluarga untuk mengespresikan perasaannya mengenai                kehidupan kliensebelum diagnosa dan prospek klien untuk bertahan      hidup
         Rasional : memberikan kesempatan pada keluarga untuk menghadapi rasa                                  takut secara realistis
     5. Diskusikan bersama keluarga bagaimana mereka memberitahu klien tentang        hasil tindakan dan kebutuhan terhadap pengobatan dan kemungkinan terapi      tambahan
         Rasional : untuk mempertahankan komunikasi yang terbuka dan jujur
6. Hindari untuk menjelaskan hal-hal yg tidak sesuai dengan kenyataan yg   ada
         Rasional : untuk mencegah bertambahnya rasa khawatiran                                                          keluarga (Doenges, 1999)
4 Pelaksanaan
Pelaksanaan keperawatan adalah pelaksanaan dari perencanaan keperawatan yang telah dibuat untuk mencapai hasil yang efektif. Dalam pelaksanaan implementasi keperawatan, penguasaan keterampilan dan pengetahuan harus dimiliki oleh setiap perawat sehingga pelayanan yang diberikan baik mutunya. Dengan demikian tujuan dari rencana yang telah ditentukan dapat tercapai.

5     Evaluasi
Evaluasi adalah suatu penilaian terhadap keberhasilan rencana keperawatan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan klien. Hasil yang diharapkan pada klien dengan leukemia adalah :
a. Klien  tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi
b. Berpartisipasi dalam aktifitas sehari-sehari sesuai tingkat kemampuan, adanya laporan peningkatan toleransi aktifitas.
c. Klien tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan.
d. Klien menyerap makanan dan cairan, anak tidak mengalami mual dan muntah
e. Membran mukosa tetap utuh, ulkus menunjukkan tidak adanya rasa tidak nyaman
f. Masukan nutrisi adekuat
g. Klien  beristirahat dengan tenang, tidak melaporkan dan atau menunjukkan bukti-bukti ketidaknyamanan, tidak mengeluhkan perasaan tidak nyaman.
h. Kulit tetap bersih dan utuh
i. Klien mengungkapkan masalah yang berkaitan dengan kerontokan rambut, klienmembantu menentukan metode untuk mengurangi efek kerontokan rambut dan menerapkan metode ini dan klien tampak bersih, rapi, dan berpakaian menarik.
j. Klien dan keluarga menunjukkan pemahaman tentang prosedur, keluarga menunjukkan pengetahuan tentang penyakit klien dan tindakannya. Keluarga mengekspresikan perasaan serta kekhawatirannya dan meluangkan waktu bersama klien.
k. Keluarga tetap terbuka untuk konseling dan kontak keperawatan, keluarga dan klienmendiskusikan rasa takut, kekhawatiran, kebutuhan dan keinginan mereka pada tahap terminal, pasien dan keluarga mendapat dukungan yang adekuat (Wong. D.L, 2004).
















BAB III
PENUTUP


A.   Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari kelompok kami yaitu Leukemia merupakan kanker yang terjadi pada sel darah manusia. Untuk mengetahui tentang leukemia,  kita harus mengenal dahulu sel-sel darah yang normal serta apa yang terjadi jika terkena leukemia.Dan kepadapembaca dan penulis bisa lebih memahami materi mengenai penyakit leukemia dilihat dari perbandingan data di lahan dan konsep teori yang sesungguhnya.

B.   Saran
Kami yakin makalah ini banyak kekurangannya maka dari itu kami sangat mengharapkan saran dari teman-teman dalam penambahan untuk kelengkapan makalah ini,karna dari saran yang kami terima dapat mengkoreksi makalah yang kami buat ini.atas saran dari teman-teman kami ucapkan terima kasih.








DAFTRA PUSTAKA


v  Carpenito, Lynda Juall. (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi KeperawatanEdisi 2(terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarata.
     
v  Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. (terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.

v  Mansjoer, Arif & Suprohaita. (2000). Kapita Slekta Kedokteran Jilid II. Fakultas Kedokteran UI : Media Aescullapius. Jakarta.

v  Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta : EGC; 2001.         

v  Reeves, Charlene J et al. Medical-Surgical Nursing. Alih Bahasa Joko Setyono. Ed. I. Jakarta : Salemba Medika; 2001